The Jaka Sembung adalah salah satu band Kharismatik yang lahir di Rain City Bogor, tahun 2002. Jauh sebelum hiruk pikuk rock & roll di dunia indie dan underground, bisa dibilang mereka adalah salah satu pionir dari kota Bogor, yang konsisten dengan attidue mereka yang bisa dibilang agak sedikit radikal tapi tetap ngocol. “Kami bermain musik dengan jujur , Ya...Jujur mengkonsumsi alkohol tradisional” sepenggal kutipan dari sang vocalis beberapa tahun yang lalu.

Mereka menggemparkan riot-riot street underground dengan penampilan mereka yang mencuri patriot punk. Melanglang buana di pensi dan gigs dengan segala kelakuan mereka. Membuat sensasi dengan prestasi tampil di Soundrenaline Jakarta (PRJ).
Tepat tahun 2005 kembali membuat Bogor bergema dengan memepersembahkan sebuah album bernama GURITA (Gurih Tiada Tara) mereka menggemparkan Bogor dengan membuka riot di pelataran Circle K mancur yang terkenal jadi tempat nongkrong pada zamanya itu, mereka membuat kota Bogor yang macet menjadi super macet dengan pengumpulan masa terbesar dijalan utama menuju Istana Bogor. Tercatat album meraka terjual hingga 800 keping CD dan jutaan pembajak yang mendownload album mereka.
Kini Album kedua mereka telah rilis, bertajuk Gurame (Gurihnya Rame-raMe) berisi 10 track manis manja dan maut. Album ini dipersembahkan sebagai dedicate terhadap sang lead guitar mereka (mei yuanda) yang sedang menjalani kehidupan di penjara. Album 2 di selesaikan di home studio Norman (The Safari) kini dikenal dengan sebutan Nine Studio.